^ MUTU PELAYANAN KEBIDANAN ^
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah di tetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian
Mutu
pelayanan kebidanan menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan
dalam menimbulkan rasa puas pada klien. Kualitas jasa adalah bagian
terpenting dalam memberi kepuasan kepada pelanggan. Pelayanan kebidanan
dibawah naungan organisai profesi juga terus berusaha meningkatkan
kualitas pelayanan. Kepuasan pasien dan kepercayaan pasien terhadap
suatu organisasi sebenarnya sangat memegang peranan penting dalam
persaingan disegmen pasar karena pasien/klien sebagai pelanggan
merupakan alat promosi yang paling efektif dan akurat untuk menarik
perhatian pelanggan lainnya dengan cara memberi informasi kepada orang
lain.
Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1) Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterima ,dalam hal ini asfek komunikasi memegang peranan penting
2) Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh petugas kesehatan .
3) Biaya (cost) , tingginya biaya pelayanan kesehatan dapat dianggap sebagai sumber moral pasien dan keluarganya
4) Penampilan fisik ( kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan.
5) Jaminan keamanan yang ditunjukan oleh petugas kesehatan.
6) Keandalan dan keterampilan( reabiliti ) petugas kesehatan dalam memberikan perawatan
7) Kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan pasien
Untuk
menurunkan angka kematian ibu(AKI) perlu peningkatan standar dalam
menjaga mutu pelayanan kebidanan. Ujung tombak penurunan AKI tersebut
adalah tenaga kesehatan , dalam hal ini adalah bidan. Untuk itu
pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan mutu dan memberi
pelayanan sesuai standar yang mengacu pada semua persyaratan kualitas
pelayanan dan peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Fokus pembangunan kesehatan terhadap tingginya AKI masih
terus menjadi perhatian yang sangat besar dari pemerintah karena salah
satu indikator pembangunan sebuah bangsa AKI dan AKB. Tingginya AKI di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Faktor masyarakat
b. Faktor tenaga kesehatan
c. Faktor pemerintah
a. Masyarakat
Masyarakat dalam hal ini merupakan pengguna jasa pelayanan kesehatan
cenderung masih kurang memahami:
Kesehatan reproduksi
Pentingnya pemeriksaan kesehatan selama masa kehamilan
Perilaku hidup sehat dan gaya hidup yang cenderung berubah dan sulit menerima perubahan
Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang sangat minim.
c. Tenaga kesehatan
Bidan
merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam pelayanan
kebidanan dan kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan dan
menyebabkan hal yang sangat fatal dalam penyelamatan nyawa seorang ibu
karena bidan adalah tenga kesehatan yang paling dekat pada masyarakat
yang secara khusus memberi pelayanan kebidanan kepada ibu dan sebagai
pengambil keputusan terhadap seorang yang telah memercayakan dirinya
berada dalam asuhan dan penanganan bidan.
Kurangnya keterampilan bidan dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
a. Faktor usia bidan yang masih relative muda sehingga terkadang ragu dalam mengambil keputusan dan kurang meyakinkan masyarakat
b. Kemampuan
komunikasi dengan masyarakat yang masih relative rentan serta
keterbatasan dalam kemampuan penyesuaian diri dengan kondisi sosial
budaya setempat
c. Kebutuhan bidan yang masih banyak untuk seluruh Indonesia dalam rangka penurunan AKI dan mengantisipasi pertolongan persalinan oleh dukun yang masih tinggi
d. Orientasi pendidikan kebidanan
sebagai pencetak bidan masih belum mengarah penuhnya pada kualitas
lulusannya dan tidak mengarah pada paradigma baru yang terus- menerus
mengarah pada peningkatan kualitas.
e. Bidan
senior yang memang telah berpengalaman di lapangan dalam menolong
persalinan kurang mempunyai minat untuk terus mengembangkan diri dan
melatih diri, meningkatkan pengetahuan, dan mengetahui perkembangan ilmu
yang ada saat ini ( up to date) sehingga cenderung masih lazim
menggunakan praktik yang tidak lagi didukung secaran ilmiah.
f. Terbatasnya fasilitas pengembangan keterampilan bidan itu sendiri karena biaya dan waktu juga tenaga yang melatih terbatas.
g. Bidan sering lupa tentang prinsif pokok asuhan kebidanan dan konsep kebidanan itu sendiri.
Kurangnya keterampilan bidan tentu dapat menyebabkan berbagai macam masalah dalam
memberi asuhan , sementra tujuan bidan didik dan ditempatkan ditengah
masyarakat adalah menurunkan AKI . kurangnya keterampilan dapat
menyebabkan hal-hal yang sering kali menjadi penyebab kematian ibu,
seperti terlambat mendapat pertolongan , terlambat
merujuk,terlambat mengambil keputusan , terlambat mengenali risiko
tinggi pada klien sehingga penanganan kehamilan dan persalinan dengan
risiko tinggi terlambat dilakukan.
Kurangnya
keterampilan bidan berkomunikasi juga dapat mengakibatkan penggerakan
peran serta aktif masyarakat untuk pembangunan kesehatan dan kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan diri dan keluarganya kurang maksimal.
Penyuluhan kesehatan dan konseling untuk mengubah perilaku masyarakat
juga kurang memuaskan. Keterampilan berkomunikasi dan beradaptasi juga
dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pasien dan keinginan pasien untuk
menggunakan jasa yang diberikan oleh bidan. Untuk itu, diharapkan bidan
juga mampu melakukan komunikasi yang baik dan menguasai keterampilan
berkomunikasi.
c. Pemerintah
Perhatian
pemerintah pada pelayanan kebidanan masih berfokus pada kuantitas
tenaga kesehatan itu sendiri dan berorientasi pada distribusi atau
penyebaran tenaga kesehatan tersebut guna memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan di tiap wilayah dan meningkatkan cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan. Dibutuhkan kebijakan pemerintah yang
tegas terhadap penyebaran tenaga kesehatan agar bidan mau ditempatkan di
pedesaan dan daerah terpencil.